Monday, February 05, 2007

PPIC...PPIC...PPIC...(asa tukang batagor keur jualan)

YOU KNOW IT AS “PPIC”… GREAT ALTERNATIVE ANYWAY

Sedikit cerita tentang kerja di INDUSTRI—diambil dari pengalaman dan pengamatan selama 6 bulan bekerja. Ngingetin lagi aja, klo Lulusan Farmasi (baik yang ngambil Apoteker ato engga, selanjutnya saya sebut: PHARMACIST) punya buaaanyaaak pilihan soal tempat/dunia kerja, jadi bukan cuma bikin obat yang bener di industri doank—bisa juga memasarkan obat-obat tersebut di wilayah Marketing, atau bisa bikin berbagai peraturan mengenai dunia farmasi di Dinas Kesehatan atau Balai Pengawasan Obat dan Makanan, atau bisa jadi mitra sejajar dokter di Rumah Sakit, atau bisa melayani pasien sekaligus berbisnis-ria di Apotek, atau juga bisa dll-dsb. (yang ga kesebut jangan marah! Langsung aja rame’in blog ini ama tulisanmu soal kerjaanmu okreh...PISS!!)

Naah, di industri sendiri banyak divisi/bagian yang bisa ”dicari lowongan kerjanya” oleh para pharmacist. Salah satunya—yang menurut saya kurang populer—adalah PPIC (Production Planning and Inventory Control). Tapi di tempat saya kerja dulu sih nama divisi ini: LOGISTICS. Dari namanya saja sudah bisa ditebak atau dikira-kira tentang kerjaan di divisi ini kan?! Kalau di-Indonesia-kan, kurang lebih: Perencanaan Proses Produksi dan Pengontrolan Inventaris (inventaris yang dimaksud disini tentulah yang berhubungan langsung dengan Proses Produksi).

Yang paling utama, PPIC bertanggungjawab terhadap pengadaan berbagai macam bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, baik bahan aktif, bahan pembantu, maupun bahan-bahan kemas. Pokonya bagaimana caranya proses produksi bisa terus berjalan tanpa muncul berbagai masalah yang bersumber dari inventaris bahan baku produksi, misalnya: “minggu depan jadwal produksi tablet TrimetUzan®, tapi kartonnya ga lolos QC nih, karton yang baru paling juga datengnya bulan depan!!!”

Selanjutnya, karena yang setiap saat paling tahu mengenai jenis dan jumlah stok bahan-bahan baku yang disimpan di gudang adalah PPIC, maka PPIC pula yang harus merencanakan mengenai jadwal produksi; apakah besok giliran produksi tablet, sirup, atau yang lainnya… Jadi: “klo stok bahan untuk produksi tablet TrimetUzan® lagi ga ada, ya dalam waktu dekat jangan nge-jadwal-in tablet ini donk untuk diproduksi!!!”

Jadi jelas ya, klo PPIC harus mempertimbangkan berbagai aspek. Jangan sampe karena pengen ”aman”, semua bahan baku didatangkan dalam jumlah besar dari awal! Perlu perhitungan yang jelas-matang-akurat akan berbagai hal, diantaranya:

  1. Dimulai dari target produksi yang telah disepakati bersama (misal: ”pokonya bulan depan tablet TrimetUzan® harus ada 100 batch, sirop TrimetUzan® cukup 200 batch aja, dan krim TrimetUzan® saya minta cukup 300 batch!!!”).
  2. Mempertimbangkan lead-time (”waktu tunggu” maksudnya..) kedatangan barang sejak tanggal pemesanan (misal: ”mendatangkan avicel dari India untuk kebutuhan tablet TrimetUzan® butuh waktu 6 bulan sejak keluar in-voice!!!”).
  3. Mempertimbangkan kapasitas gudang tentunya. (misal: ”kapasitas gudang kita cuma 20 pallet tuh!!!”).

Hmm...baru 3 poin nih, apalagi ya?! Tapi cukup simple khan utk kamu yang suka tantangan nge-manage dan nge-planning??? Maksud saya, bakal kerasa puyeng-nya tuh ntar klo udah ngerasain sendiri. Tapi tenang aja, dengan sistem inventory yang canggih (kalau perusahaannya make yang canggih ya..huehehe..) ga akan sulit kok untuk memantau stok bahan baku dan bahan kemas yang jenisnya bisa mencapai ratusan!

Dari tanggungjawab divisi PPIC seperti tergambar kasar di atas, tentunya akan muncul pekerjaan-pekerjaan turunan yang menjadi tanggungjawab para staf PPIC, misalnya saja:

  • Meeting bulanan atau setiap X-bulan sekali dengan divisi-divisi terkait untuk menentukan target produksi. Otomatis haruslah menyiapkan report-report (alias laporan-laporan tahunan, bulanan, bahkan mingguan?!) untuk menghadapi meeting tersebut.
  • Membuat jadwal produksi plus memeriksa/monitoring kondisi stok bahan-bahan baku/kemas.
  • Penyiapan/pembuatan berbagai macam dokumen yang berhubungan dengan pemesanan/pengadaan bahan baku atau bahan kemas.
  • Korespondensi atau—kalau perlu—kejar pake telepon para supplier bahan baku atau bahan kemas.
  • Berkoordinasi dengan Divisi Produksi mengenai proses produksi yang sedang berjalan, akan berjalan, atau ”tertunda” berjalan.
  • Berkoordinasi dengan Divisi Quality (QA/QC) mengenai proses pemeriksaan bahan-bahan baku/kemas yang masuk.
  • Berkoordinasi dengan pihak gudang (di tempat saya bekerja, gudang ada di bawah divisi PPIC langsung), memastikan kondisi fisik gudang (penuh dengan barang ataukah sangat penuh!!!), mengontrol proses penyimpanan, penerimaan, dan pengeluaran barang berjalan sesuai SOP (Standard Operational Procedure), pembuatan SOP sebagai panduan kerja para staf gudang. Nah, mungkin ilmu farmasinya para pharmacist di divisi PPIC akan terlihat dibutuhkan untuk poin terakhir ini—concern in handling and storage of the materials!!!

Jadi gimana??? Tertarik untuk hijrah dan berkarir di dunia ”planning”? Keliatan khan, klo disini wawasan sebagai seorang pharmacist tetap dibutuhkan, plus skill management and planning-mu juga... Dan—kata seorang temen—klo ”kepepet”, peluang masuk ke divisi PPIC perusahaan non-farmasi pun terbuka lebar, tinggal nambahin ”product knowledge” dari perusahaan ybs aja tho, insyaAllah keterima deh di perusahaan itu, tul ga?!

…life’s just a small step…a step to meet ALLAH swt Smiling to you... :)

* ArAfAt *

7 comments:

Aquino said...

Lumayan nambah masukan utk bahan KP. Tnx.

Fauzan S said...

PPIC, gak ngetop tapi kalo gak jalan pabrik ngedrop.. :) saya baru bergabung di PPIC sekitar 4 bulan, langsung jadi leader.. (maksa banget yah GMnya) pengalaman baru, pengen nambah ilmunya tentang PPIC nih, mohon sarannya,
makasih berat

bang yos said...

PPIC
yang paling menyenangkan dari seorang PPIC bila planning berjalan sesuai rencana,lingkup PPIC sangat luas dari sales marketing sebagai penerima order, purchasing sebegai penyedia material, produksi sebagai pelaksana pokonya jadi PPIC seperti yang punya parusahaan aja bisa ngatur semua kegiatan produksi...

Anonymous said...

PPIC : Pruduction Planning and Inventory Control (perencanaan produksi dan mengkontrol penyimpanan), Kok jadi inventaris control?
apa kalau di pharmachist berubah kata-katanya?

modifmotors said...

memang PPIC punya peran yang penting dalam aktivitas produski ya?

Anonymous said...

says plenty of people pay off its lending products by the due date and also without the need of fees
A leading arrears good cause can expect may be most people investing in them all to get help in excess of fast cash advance credit card debts to help two-fold this kind of. consumer debt charitable pronounces near purchased the particular cash advance, excessive attention mortgages this coming year. The particular good cause pronounces several years gone the amount of prospects with them appeared to be unimportant.
kredyty bez bik
szybka pożyczka bez formalności
kredyt na dowód gdańsk
pożyczka na dowód
wyświetl

http://pozyczki-prwatne.com.pl
http://szybkapozyczkabezbik.org.pl
http://kredyty-bez-bik.org.pl

banjaredi said...

tidak sesimple tu sih boleh dibilang PPIC adalah departemennya orang2 yang mnguasai pabrik dia mengerti keadaan manufaktur dan apa yang sedang / akan / yang telah dijalankan PPIC juga menentukan stategi perusahaan manufaktur.
mungkin akan terlihat tidak simple ketika kita sudah masuk menjurus ke perencanaan agregat, MPS, MRP, Line balancing, Capacity Planning, dll . jadi menurut saya PPIC adalah salah satu dpartemen/divisi yang cukup keren karena diisi orang2 yang memiliki pandangan luas akan masa depan pabrik.